Dosen MD sebagai Pembicara di Acara Roadshow dan Seminar Wakaf Goes To Campus di UMS

Sukoharjo, 13 Februari 2022. Dompet Dhuafa berkerjasama dengan Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) dan Alumni Fossei (KA-FoSSEI) menyelenggarakan “Roadshow dan Seminar Wakaf Goes to Campus (WGTC)” pertama kali di tahun 2022. Acara bertempat di ruang gedung seminar FEB lantai 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada hari ahad, 13 Februari 2022, acara dimulai pukul 08.00 WIB. Hadir dalam acara tersebut, sebagai pembicara pertama dosen UMS Muhammad Subhi Apriantoro, Lc,M.H., pembicara kedua GM fundraising wakaf Dompet Dhuafa Bobby Porman Manullang dan pembicara ketiga KA-FoSSEI Ade Yuliar, SE,MM sebagai Dosen Manajemen Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. Pelaksanaan seminar secara hybrid (online dan offline) dan jumlah peserta yang menghadiri untuk offline 30 mahasiswa sedangkan peserta online 220 peserta. Peserta secara umum berasal dari Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang tergabung dalam FoSSEI, mahasiswa umum dan masyarakat.

Pembicara pertama, M.Subhi Apriantoro berbicara mengenai sejarah dan fiqh wakaf. Dalam pemaparannya, bahwa didalam Islam ada satu skema dimana uang atau aset yang bisa membuat pahala mengalir ke kita terus menerus. Aset yang kita punya sebenaranya ada aset yang kita sumbangkan atau kita sedekahkan untuk bekal akhirat. Wakaf merupakan menahan harta yang dapat diambil kemanfaatannya dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Harta yang sudah diwakafkan tidak lagi milik yang mewakafkan/harta lepas. Selain itu beliau menyampaikan perbedaan wakaf dengan sedekah lain lalu berbicara terkait hukum serta rukun wakaf serta implementasi wakaf di Indonesia. Beliau menyinggung juga terkait tantangan pemahaman masyarakat dan profesionalitas nadzir.

Selanjutnya pembicara kedua, Bobby Porman menjelaskan produk atau program wakaf. Beliau menjelaskan peran Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam perberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis dan wirausaha sosial. Kini perjalanan Dompet Dhuafa selama 28 tahun. Pilar program Dompet Dhuafa yakni dakwah dan budaya, sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Adapun stigma wakaf di Indonesia masih dianggap sebagai bentuk ibadah di kalangan the haves (dianggap hanya golongan orang kaya),dikerjakan dalam bilangan besar, tidak diperlu segerakan (sudah berusia tua baru ditunaikan), wakaf sebatas untuk sosial ibadah dan manfaat wakaf hanya untuk maukuf alaih kalangan dhuafa. Padahal secara statistik donatur wakaf sudah bergeser, dahulu donatur dompet duafa adalah orang tua dengan nilai nominal besar sekarang banyak orang berwakaf dengan nominal kecil dengan segmen usia tua dan muda namun jumlah perolehan banyak, hal ini justru yang menjadi target dari Dompet Dhuafa. Salah satu program wakaf Dompet Dhuafa adalah “Pangan untuk Negeri”, yaitu Dompet Dhuafa memiliki program kerja dalam kebebasan lahan produktif untuk pengembangan pertanian seperti pengadaan sarana produksi, dan lain-lain untuk mencapai tujuan tercapainya kemajuan ketahanan pangan.

Pembicara ketiga, Ade Yuliar menjelaskan tentang economic and social development wakaf. KA FoSSEI adalah wadah bagi para alumni-alumni KSEI yang tergabung dengan organisasi FoSSEI. Lalu bagaimana gambaran demografi Indonesia di tahun tahun 2035 akan terdapat ledakan usia produktif dimana hal ini menjadi momentum penyiapan FoSSEI sebagai kader-kader penggerak dalam lembaga wakaf. Era milenial anak-anak yg lahir digenerasi z memiliki fleksibilitas tinggi sehingga mempermudah dalam proses sosialisasi literasi wakaf di Indonesia. Pada bagian akhir, dijelaskan rekomendasi KA FoSSEI yaitu mendorong literasi wakaf, mendorong teman-teman KSEI untuk memiliki knowledge, attitude dan skill yang mendukung pengembangan wakaf dalam praktek riil di kampus dan mendorong perguruan tinggi untuk merintis badan wakaf kampus. Selanjutnya pada Lembaga Wakaf untuk mengoptimalkan pengelolaan aset wakaf dan optimalisasi under asset management.
Sesi penutup, dilakukan foto bersama dan penyerahan sertifikat kepada pembicara.

Related posts