26/04/21. Potensi zakat, infak, sedekah, di Indonesia sangat besar, bahkan mencapai hampir Rp 2,50 T. Dari potensi tersebut, yang teraktualisasi masih di bawah Rp 5 T. Mengapa terjadi kesenjangan sedemikian besar antara potensi dan aktualisasinya. Problemnya adalah ada di sekitar pengelolaan lembaga. Banyak faktor yang mempengaruhi pengelolaan lembaga. Diantara yang sangat penting dan strategis adalah kualitas SDM, atau yang sering juga disebut human capital. Harus diakui bahwa kualitas SDM kita masih jauh dari harapan.
Karena latar belakang inilah, maka dalam kesempatan webinar sore, Prodi Manajemen Dakwah IAIN Surakarta mengangkat tema Pengelolaan SDM di Lembaga Amil Zakat. Sebagai narasumbernya adalah Bapak Rizki Okto Apriansyah, Direktur Eksekutif LAZNAS BSM Umat Jakarta.
Dalam paparannya Pak Okto menjelaskan tentang pengelolaan SDM di lembaga filantropi, khususnya LAZNAS BSM, mulai dari kompetensi yang dibutuhkan, pola rekruitmen, hingga upgrading kemampuan, jenjang karir, serta reward and punishment.
Disamping itu juga dijelaskan bahwa di saat ini, untuk mendapatkan pekerjaan, kompetensi riil lebih dibutuhkan dari pada kompetensi formal. Oleh karena itu, para mahasiswa diminta untuk bisa meningkatkan kompetensi mereka di luar waktu perkuliahan. Perusahaan yang membutuhkan SDM IT maka akan mencari milenial yang punya kompetensi di bidang IT, tanpa harus melihat latar belakang pendidikan.
Para peserta juga diajak untuk siap-siap bekerja di sektor lembaga filantropi Islam. hampir semua lembaga filantropi Islam sekarang ini dikelola secara profesional. Untuk bisa diterima di sektor ini diperlukan kompetensi spiritual, intelektual dan praktis.
Yang juga membuat semangat adalah nara sumber juga melontarkan pertanyaan-pertanyaan di sela webinar. Bagi peserta yang berhasil menjawab diberi hadiah uang oleh nara sumber. Para mahasiswa peserta webinarpun sangat antusias dalam mengikuti webinar hingga akhir. Tidak kurang 60-an peserta mengikuti acara webinar ini. Semoga manfaat.Aw
